• MENGAPA PERLU DETOKS? Dikutip dari tulisan Ibu Andang Gunawan, ADN, ND (Majalah NIRMALA Mei Share

    MENGAPA PERLU DETOKS?

    Dikutip dari tulisan Ibu Andang Gunawan, ADN, ND (Majalah NIRMALA Mei
    2004)

    Anda punya masalah sembelit, demam, flu, kelebihan berat badan, selulit,
    kadar kolesterol darah berlebihan, lesu kronis, penyakit/gangguan kulit,
    sindrom pramenstruasi, kehilangan gairah seks, penuaan dini, tumor,
    penyakit-penyakit degeneratif (hipertensi, stroke, penyakit jantung
    koroner, diabetes, kadar usam urat berlebihan, dll.), serta
    penyakit-penyakit infeksi yang tak kunjung sembuh? Tahukah Anda bahwa
    akar dari masalah-masalah tersebut adalah karena adanya timbunan ampas
    tubuh Anda?

    TOKSIN bukan hanya ampas dari makanan yang kita makan dan
    makanan-makanan yang tidak tercerna, tetapi juga bisa berasal dari zat
    makanan aditif, udara tercemar, bahan kimia seperti pestisida, logam
    berat dalam air minum, residu obat-obatan farmasi, dll. Bahkan pikiran
    dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh kita. Semua
    ampas atau zat yang tidak diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai
    racun (toksin) atau penyakit.
    Ampas atau toksin juga diproduksi secara alamiah oleh tubuh kita
    sendiri. Ini merupakan proses metabolisme sehingga tidak dapat kita
    hindari. Setiap hari di dalam tubuh terjadi pembelahan sel-sel baru.
    Sementara itu sel-sel yang sudah tua akan menjadi aus, mati, dan menjadi
    ampas.
    Dalam kondisi normal, ampas akan dikeluarkan secara teratur setiap hari
    melalui sistem pembuangan tubuh. Buang air besar setiap hari bukan
    jaminan bahwa proses pembuangan kita normal. Jika salah satu atau
    beberapa masalah tersebut merupakan keluhan Anda, berarti pengeluaran
    ampas dari tubuh Anda belum optimal! Penyakit terjadi apabila proses
    pembuangan tidak optimal dan toksin mulai merusak jaringan organ-organ
    vital.
    Dalam sejumlah hasil penelitian disebutkan kondisi racun berlebihan
    (toxicity) erat hubungannya dengan penuaan dini, menyebabkan terjadinya
    penyakit-penyakit degeneratif (liver, jantung, diabetes, kanker, dll.),
    dan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Karena itu, racun harus
    dikeluarkan dari dalam tubuh. Caranya, dengan detoksifikasi (detoks).

    Apa itu detoks?
    Detoksifikasi (detoks) adalah proses pengeluaran racun atau zat-zat yang
    bersifat racun dari dalam tubuh. Puasa merupakan salah satu metode
    efektif detoksifikasi. Pembersihan dan detoks meningkatkan proses
    alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita. Organ vital yang
    menjadi target dalam program pembersihan racun yang efektif adalah susu
    besar (pengeluaran) dan liver (detoksifikasi).
    Hampir semua penyakit degeneratif dapat dihubungkan dengan kondisi
    keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia). Mengapa? Karena
    setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah, dan darah
    mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan
    terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding usus. Artinya, toksin
    yang berada usus juga akan ikut beredar bersama aliran darah sampai ke
    sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang
    menyumbangkan terjadinya berbagai kondisi penyakit kronis, akut, dan
    degeneratif. Begitu juga menurunnya tingkat energi dan penuaan dini.

    Mengapa perlu detoks?
    Salah satu penyebab terbesar terjadinya tokxemia pada usus adalah
    kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dimasak secara berlebihan atau
    diproses, yaitu makanan-makanan yang tidak memiliki enzim lagi. Juga
    kebiasaan lebih banyak makan makanan pembentuk asam, yaitu protein
    (hewani), pati, lemak. Terlalu banyak menyantap makanan sumber protein
    (hewani), pati, dan lemak mengakibatkan tubuh mengalami asidosis, yakni
    kondisi keasaman darah dan jaringan tubuh berlebihan.
    Asidosis dapat menimbulkan peradangan pada berbagai jaringan dalam
    tubuh, menyebabkan butir-butir darah melekat satu sama lain, atau
    terbentuknya jejaring serabut-serabut halus (fibrin) dalam darah.
    Jejaring serabut-serabut ini yang memberi kesan seolah-olah darah
    menjadi pekat. Serabut-serabut ini mengakibatkan peredaran sel-sel darah
    terganggu, sehingga pasokan zat makan dan oksigen ke sel-sel jaringan
    tubuh lainnya terhambat.
    Tubuh kita dikaruniai enzim-enzim yang diperlukan oleh berbagai fungsi
    metabolisme dalam tubuh dalam jumlah terbatas, termasuk proses
    pencernaan. Tubuh tidak akan menggunakan enzim-enzim ini apabila makanan
    yang kita makan masih memiliki enzim. Terus-menerus menggunakan enzim
    tubuh akan menghabiskan energi dan menyebabkan peradangan pada pankreas.
    Pankreas adalah organ vital yang memproduksi enzim-enzim pencernaan pada
    usus kecil. Gangguan pada pankreas menyebabkan pencernaan tidak lancar
    dan tubuh semakin banyak memproduksi ampas.
    Usus besar tidak memiliki kemampuan untuk mencerna makanan. Tubuh akan
    memadatkan makanan yang tidak tercerna ke sepanjang dinding usus halus.
    Secara alami proses ini akan mengundang pengeluaran lendir dari sistem
    kekebalan tubuh yang ada pada dinding-dinding usus. Kondisi ini akan
    mengakibatkan sembelit (sulit buang air besar) dan penyumbatan pada
    saluran usus besar. Setelah beberapa waktu, kotoran ini akan membusuk
    dan menghasilkan gas beracun. Gas lebih mudah terserap melalui pori-pori
    halus pada dinding usus, mengalir dalam darah dan masuk ke sel-sel tubuh
    dan sewaktu-waktu siap menimbulkan penyakit.
    Pembersihan besar-besaran alias detoksifikasi yang dilakukan secara
    berkala, perlu bagi tubuh kita. Selain untuk mengurangi ampas-ampas
    beracun dari dalam tubuh, tidak ada organisme pembawa penyakit atau
    virus yang tahan dalam tubuh yang bersih. Terapi detoks paling tuadan
    sudah ratusan tahun dilakukan oleh manusia adalah puasa. Dengan pola
    makan yang lebih sederhana dan alami saja, manusia dahulu sudah mengerti
    bahwa sekali waktu tubuh perlu detoks. Detoks seharusnya menjadi lebih
    penting bagi manusia modern dengan pola makan yang cenderung menimbulkan
    ampas lebih banyak dan penyumbatan-penyumbatan pada sistem tubuh.
    Toksin mengakibatkan proses penuaan dan kerusakan lebih cepat pada
    seluruh sel tubuh. Waktu tidak ada hubungannya dengan penuaan. Penuaan
    atau proses degenerasi semata-mata adalah karena toksin dan dehidrasi
    yang kita tabung selama bertahun-tahun.

    Manfaat detoks bagi tubuh dan kesehatan:
    * Meremajakan sel-sel sehingga kulit pun menjadi bersih, sehat,
    kencang, dan lembut.
    * Menurunkan kelebihan berat badan.
    * Meningkatkan energi.
    * Peningkatan indera penciuman, perasa, dan pendengaran.
    * Pengeruta tumor (jika ada).
    * Peradangan pada kelenjar getah bening hilang.
    * Melancarkan peredaran darah dan getah bening.
    * Memperbaiki daya ingat.
    * Menghilangkan gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit
    kepala, kembung, dsb.
    * Memperbaiki kadar gula darah dan tekanan darah.
    * Memperbaiki fungsi liver dan ginjal.
    * Meningkatkan daya tahan tubuh.

    Bagaimana melakukan detoks?
    Ada beberapa metode detoks yang sering dilakukan saat ini.
    Mulai dari yang alami seperti puasa hingga yang menggunakan suplemen
    herba atau obat-obatan tertentu. Program detoks yang baik harus dapat:

    * menormalkan pH (kadar keasaman) pencernaan
    * meringan beban fungsi enzim di pankreas
    * melancarkan kerja empedu dan mencairkan cairan empedu
    * mengurangi lemak dan penyumbatan pada liver
    * membangun flora usus
    * melancarkan pembuangan lendir dan ampas dari dinding usus agar
    penyerapan zat makanan menjadi lebih baik
    * membuang kotoran yang menyumbat saluran usus (catatan:
    penyumbatan pada usus dapat mengakibatkan kanker usus)
    * merangsang peristaltik usus agar pembuangan lebih lancar
    * membersihkan darah
    * membersihkan saluran kencing dan memperbaiki keseimbangan
    cairan tubuh
    * melancarkan peredaran getah bening
    * membuka pori-pri kulit
    * mengeluarkan lendir dari paru-paru serta melancarkan pernapasan

    Biasanya perlu waktu 6 – 12 bulan untuk mencapai semua itu, dan juga
    sangat bergantung pada kondisi keracunan dan kedisiplinan setiap
    individu.
    Metode detoks yang paling mudah dan aman adalah juice
    fasting, yaitu puasa menghindari makanan padat dan pembentuk asam, dan
    hanya mengkonsumsi jus buah segar sepanjang hari dalam porsi tertentu.
    Puasa ini aman bagi semua orang. Mereka yang menderita kanker stadium
    lanjut, diabetes, atau gagal ginjal harus di bawah pengawasan ahli.
    Istirahat dan relaksasi sangat penting dalam program detoks.
    Jika masih sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas lainnya, sebaiknya tidak
    melakukan detoks. Laju metabolisme tubuh selama detoks akan menurun,
    begitu pula suhu tubuh, tekanan darah, nadi, dan saluran pernapasan. Ini
    merupakan proses alamiah karena tubuh akan melakukan penghematan energi
    dan sebagian besar energi akan lebih dikonsentrasikan untuk proses
    pembuangan racun.
    Proses keluarnya racun juga menimbulkan reaksi tidak nyaman
    pada tubuh, yang secara medis dikenal sebagai gejala kemunduran
    (withdrawal symptoms). Beberapa gejala mirip dengan gejala sakit atau
    sakaw pada pemakai narkoba yang sedang menjalani program pembersihan.
    Sebaliknya, dalam paham pengobatan alami, gejala ini disebut krisis
    penyembuhan (healing crisis). Gejala ini biasanya muncul pada hari ke-3
    sejak dimulainya program detoks. Gejala yang terasa biasanya hanya
    muncul satu hari saja. Kecuali gejala seperti flu (pengeluaran lendir
    melalui saluran pernapasan) biasanya berlangsung lebih lama.
    Beberapa hari setelah itu kita mulai merasa tidak kelaparan
    lagi, walaupun adakalanya muncul gangguan seperti memikirkan
    makanan-makanan tertentu padahal perut sedang tidak lapar.

    Krisis penyembuhan
    * Gejala demam atau flu
    * Diare atau sebaliknya, malah mengalami sembelit (sulit buang
    air besar). Jika terjadi sembelit, bisa dibantu dengan enema atau
    kolonhidroterapi/”cuci usus”.
    * Nyeri otot atau sendi
    * Sakit kepala atau migrain (umumnya pada perokok dan peminum
    alkohol)
    * Mual-mual atau kembung
    * Lesu
    * Banyak mengeluarkan riak atau lendir
    * Gatal-gatal atau berjerawat (jika sebelumnya mempunyai masalah
    dengan kulit
    * Napas bau dan muncul lapisan tebal pada permukaan lidah (dapat
    dikerok dan dibersihkan dengan sendok atau alat khusus pengerok lidah)
    * Mudah merasa kedinginan (karena suhu tubuh menurun)
    * Gangguan emosional (uring-uringan atau emosional)

    Mekanisme detoks
    Ada 2 mekanisme yang digunakan liver untuk mengeluarkan
    racun. Bagian pertama pada detoks, disebut fase 1, adalah mengubah
    toksin menjadi entuk yang larut lemak. Secara alamiah lemak akan segera
    mengikat toksin yang masuk ke dalam tubuh. Karena itu, toksin harus
    dilepaskan dulu dari jaringan lemak.
    Bagian kedua, disebut fase 2, mengubah toksin menjadi bentuk
    yang larut air agar toksin dapat dikeluarkan melalui saluran usus dan
    urine. Dengan mekanisme ini, tidak akan ada racun yang tersangkut atau
    tertinggal pada jaringan, termasuk jaringan otak dan saraf pusat. Toksin
    akan keluar perlahan melalui aliran darah. Pada saat inilah biasanya
    gejala-gejala yang terasa seperti penyakit, yakni gejala krisis
    penyembuhan (healing crises) itu muncul.
    Pada setiap fase yang harus dilalui, pelaksanaan detoks ini
    sebaiknya dibantu dengan makanan dan herba tertentu untuk menguatkan
    sel-sel organ vital dan kelenjar yang berperan pada proses detoks. ***

    PRAKTEK DETOKS YANG EFEKTIF
    Dikutip dari tulisan Ibu Andang Gunawan, AD, ND, dalam Majalah NIRMALA
    JUNI 2004 halaman 60-64.

    Program detoks tak bisa dilakukan sembarangan. Di antara sekian jenis
    program detoks, detoks dengan jus buah (fruit juice fasting) adalah yang
    paling aman dan nyaman. Namun sebelum melakukannya, pahami dulu
    aturannya. Apa yang harus dilakukan menjelang detoks? Berapa lama waktu
    optimum menjalankan detoks? Reaksi apa yang mungkin timbul selama
    detoks?

    USUS BESAR yang tidak sehat dan tidak lancar adalah sumber datangnya
    berbagai penyakit. Sebagai saluran pembuangan yang menjadi tempat
    bertumpuknya ampas-ampas, usus besar adalah organ pertama yang harus
    dibersihkan, sebelum tubuh melakukan proses detoks yang akan dilakukan
    oleh hati/liver.

    Usus besar memang tempat lewatnya ampas dan kotoran, sehingga memang
    tidak dapat dikatakan sebagai tempat yang bersih. Yang dimaksudkan harus
    bersih dalam hal ini adalah lancar. Aliran dalam saluran pembuangan
    harus lancar agar tidak terjadi penyumbatan, yang di kemudian hari dapat
    menyebabkan kondisi keracunan dari dalam tubuh (otointoksikasi) dan
    gangguan metabolisme.

    PUASA: DETOKS YANG EFEKTIF

    Ada banyak cara detoks. Sarapan buah di pagi hari, seperti metode Food
    Combining, saja sudah dapat menimbulkan efek detoks. Tetapi di antara
    semua alternatif detoks yang ada, puasa merupakan metode yang paling tua
    dalam sejarah, paling aman, dan paling efektif.

    Metode yang paling direkomendasikan para ahli kesehatan alami maupun
    klinik-klinik puasa di negara-negara Barat adalah puasa hanya minum air
    suling (disebut water fasting) atau puasa hanya dengan minum jus buah
    atau jus sayuran saja (juice fasting).

    Juice fasting dengan buah-buahan adalah pilihan detoks yang paling aman
    dan nyaman. Kandungan gizi yang berlimpah dalam buah segar, termasuk
    enzim-enzim dan energinya, dapat menurunkan intensitas pembersihan pada
    tingkat yang lebih nyaman.

    Puasa dengan hanya minum air prosesnya lebih intensif karena akan
    membakar lebih banyak kalori. Bagi pemula, water fasting hanya boleh
    dilakukan di klinik khusus yang mempraktekkan terapi puasa dan di bawah
    pengawasan spesialis detoks.

    PRINSIP-PRINSIP DETOKS

    * Tinggalkan alat penimbang berat badan
    Detoks bukan program penurunan berat badan. Penurunan berat badan
    hanyalah efek sampingan detoks. Fokus detoks adalah kesehatan Anda.
    Artinya, metabolisme harus baik atau lancar. Detoks memperbaiki
    metabolisme tubuh. Jika tubuh sehat tidak akan ada kelebihan berat
    badan. Ingat, kelebihan berat badan bukan semata-mata karena lemak,
    tetapi toksin! Berhasil tidaknya detoks mudah terlihat dari penampilan
    dan tekstur kulit yang menjadi tampak muda dan segar, juga ukuran
    lingkar tubuh yang mengecil tanpa kesan kurus kering.
    * Tinggalkan hitungan kalori
    Program detoks ini tidak perlu membuang Anda pusing dengan urusan
    hitunga-hitungan kalori, karena Anda hanya akan mengkonsumsi jus buah.
    Buah adalah makanan rendah kalori tetapi kaya energi. Dalam ilmu
    kesehatan modern, kalori juga dipahami sebagai energi. Tetapi dari paham
    kesehatan alami, energi adalah tenaga atau power atau aura yang terdapat
    pada makanan. Seperti aura pada manusia, aura pada tumbuh-tumbuhan juga
    dapat dilihat dari kamera khusus. Sebaliknya, kalori lebih tepat
    didefinisikan sebagai panas atau energi yang dibutuhkan untuk
    pembakaran. Buah disebut makanan rendah kalori karena hampir tidak
    memerlukan energi tubuh untuk pembakarannya, sehingga tubuh bisa lebih
    banyak menghemat energi. Energi ini yang sebenarnya berperan dalam
    proses penyembuhan dan peremajaan pada sel-sel tubuh.

    PERSIAPAN SEBELUM DETOKS

    * Selama proses detoks berlangsung, sebagian besar energi akan
    difokuskan tubuh ke proses pembuangan. Karena itu, tidak ada gunanya
    melakukan detoks jika masih disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang
    menyita tenaga dan pikiran. Melakukan detoks dalam kondisi demikian
    tidak akan membuat tubuh jadi sehat, tetapi justru sebaliknya. Cari
    waktu yang baik untuk menjalankan detoks.
    * Waktu menjalani detoks adalah 7-40 hari berturut-turut,
    bergantung pada kondisi setiap orang. Bagi yang tidak biasa berpuasa,
    sebaiknya latihan dulu melakukan detoks beberapa kali selama 3 hari
    berturut-turut. Harap diingat bahwa detoks 3 hari itu hanya latihan.
    Karena proses pengeluaran toksin sendiri baru mulai pada hari ke-3. Dan
    bagi yang berminat menjalankan detoks lebih dari 7 hari sebaiknya
    melakukan konsultasi kesehatan lebih dulu dengan dokter atau ahli gizi
    yang menguasai terapi detoks.
    * Agar tubuh lebih mudah beradaptasi dengan terapi detoks, 1-2
    minggu sebelum melakukan program detoks sebaiknya Anda mulai:
    o Mengurangi makanan berlemak tinggi, seperti makanan gorengan,
    makanan bersantan, protein hewani (termasuk susu ternak), dan
    karbohidrat olahan terutama yang mengandung terigu dan gula pasir
    (termasuk minuman soda).
    o Membatasi garam
    o Menghindari alkohol, kafein, dan obat-obatan yang tak perlu
    o Menghindari semua jenis makanan olahan industri (kalengan,
    instan, dll)
    Pola makan pra-detoks ini juga bermanfaat menurunkan reaksi detoks
    yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Mencoba ‘mencuri’ kesempatan
    mengkonsumsi makanan/minuman yang harus dihindari, dapat menghambat
    proses detoks yang sedang berjalan selama beberapa jam.

    JENIS MAKANAN

    Program detoks ini hanya memperkenalkan 5 jenis buah-buahan yang harus
    dikonsumsi dalam bentuk jus. Mengapa harus jus? Karena dalam bentuk jus,
    kandungan zat-zat gizi pada buah lebih mudah dicerna dan diserap tubuh.
    Karena tidak banyak serat yang masuk, pada beberapa orang cara detoks
    seperti ini juga dapat menimbulkan sembelit (sulit buang air besar/BAB).
    Untuk mengatasinya, dapat dilakukan enema (merangsang gerakan
    peristaltis usus dengan memasukkan cairan melalui anus) atau kolon
    hidroterapi di klinik khusus. Tetatpi jika Anda banyak minum air putih
    di antara waktu minum jus buah, risiko sembelit sangat kecil.

    Jenis buah yang dibolehkan dalam program detoks ini hanya pepaya, apel,
    mangga, semangka, nanas, dan jeruk nipis/lemon. Pilih buah yang segar
    dan sudah matang. Tidak perlu buah impor, karena semakin dekat tempat
    tumbuh buah dengan tempat kita, kualitas gizinya semakin baik untuk
    tubuh kita. Sedapat mungkinpilih buah-buahan organik (tidak tercemar
    pestisida dan zat-zat kimia lainnya).

    Jenis buah yang dikonsumsi dalam satu hari harus sama. Misalnya hari
    pertama hanya jus pepaya saja sepanjang hari, lalu hari berikutnya hanya
    jus semangka saja, dan seterusnya. Cara mengkonsumsi buah seperti ini
    hanya untuk memudahkan pengaturan pH dalam tubuh. (Tambahan dari Wied
    Harry: Untuk jeruk nipis/lemon, peras airnya lalu campurkan ke dalam air
    masak.)


    REAKSI TUBUH SELAMA DETOKS

    Selain reaksi-reaksi seperti penyakit, selama detoks tubuh akan
    memberikan reaksi-reaksi lain yang sering mengejutkan bagi pemula.
    Bentuk reaksi dan kapan munculnya reaksi-reaksi tersebut tidak sama pada
    setiap orang.

    Reaksi-reaksi tersebut antara lain:
    * Warna urine lebih keruh dan berbau tajam. Bagi mereka yang
    sepanjang hidupnya banyak mengkonsumsi obat-obatan farmasi, bau obat
    akan ikut keluar bersama urine dan kotoran (feses).
    * Sering buang angin dengan bau sangat menusuk.
    * Muncul keinginan kuat pada makanan, padahal setelah hari ke-3
    sebenarnya tubuh sudah tidak merasakan lapar lagi.
    * Keluar banyak kotoran disertai lendir (mukus) yang cukup pekat.
    Pada program detoks yang lebih panjang, tubuh akan mengeluarkan kotoran
    dari lapisan sel yang paling dalam. Bentuk kotoran yang keluar biasanya
    lebih pekat dan berwarna mulai dari kehijauan hingga kehitaman seperti
    ter/aspal cair. Program detoks baru dapat dikatakan sempurna jika bentuk
    kotoran yang keluar sudah normal dan tidak ada lagi kotoran yang
    bentuknya seperti ter tersebut.

    CATATAN PENTING

    * Cara mengkonsumsi minuman/makanan apa pun tidak boleh
    terburu-buru. Meskipun bentuknya cair, air dan jus buah tetap harus
    diteguk pelan-pelan dan sedikit-sedikit saja. Jadi, tidak ditenggak
    cepat-cepat, apalagi sekaligus. Minum atau makan terburu-buru dapat
    menyebabkan beberapa proses yang harus dilakukan tubuh terhadap makanan,
    terlewati. Makanan yang tidak terproses dengan baik akan mengalami
    pembusukan sebelum waktunya. Padahal pembusukan makanan hanya boleh
    terjadi dalam usus besar menjelang anus. Pembusukan dini biasanya sudah
    terjadi di usus duabelas jari.
    * Jus buah yang diminum setiap kali harus baru. Jadi, tidak boleh
    membuat dan menyimpan jus untuk satu hari sekaligus, misalnya.
    * Jangan menunda minum jus setelah jus dibuat. Kualitas gizi dan
    energi pada jus buah akan berkurang setelah 20 menit, apalagi jika
    dibiarkan terbuka dan terkena udara.

    TIPs
    * Sebaiknya tetap berolahraga teratur. Cukup olahraga ringan saja
    seperti jalan kaki, lompat tali atau lompat-lompat kecil di atas
    trampolin, yoga, taichi, atau chikung. Olahraga berguna melancarkan
    sirkulasi darah dan getah bening, dan secara tidak langsung juga
    melancarkan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh.
    * Boleh melakukan perawatan tubuh seperti pijat aromaterapi dan
    luluran (body scrub atau penggelontoran kotoran dari permukaan kulit).


0 komentar:

Leave a Reply